DI BLOG MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA II
KELOMPOK 2

Staf Pengajar Bagian Keperawatan Jiwa FIK UNPAD

Staf Pengajar Bagian Keperawatan Jiwa FIK UNPAD
Ibu Efri, Ibu Tati, Pak Iyus, Ibu Suryani, Ibu Imas dan Ibu Aat

About Me

Foto saya
Merupakan Kelompok dari Mata Kuliah Kep.Jiwa 2 Terdiri dari: Ramdani, Ratih Puji Lestari, Dessi Yuliani, Anggi Megawati, Ingrit Ratna Furi, Rizky Yeni, Dwiana Wima

TEMA BLOG KAMI

GANGGUAN ORIENTASI REALITA DAN SKIZOFRENIA
SERTA GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL

Terapi dan rehabilitasi

Terapi somatikAntipsikotikAntipsikotik termasuk tiga kelas obat yang utama :Antagonis resptor dopaminRisperidone ( risperdal )Clozapine ( clozaril )Obat lainLithiumAntikonvulsanBenzodiazepinTerapi elektro konvulsif ( ECT )Seperti juga dengan terapi konvulsi yang lain, cara bekerjanya elektro konvulsi belum diketahui dengan jelas. Dapat dikatakan bahwa terapi konvulsi dapat memperpendek lamanya serangan skizofrenik dan dapat mempermudah kontak dengan pasien.Akan tetapi terapi ini tidak dapat mencegah serangan yang akan datang. ECT lebih mudah diberikan, dapat dilakukan secara ambulans, bahaya lebih kecil, lebih murah dan tidak memerlukan tenaga yang khususECT baik hasilnya pada jenis katatonik terutama katatonikstupor. Terhadap skizofrenik simplex efeknya mengecewakan, bila gejala hanya ringan lantas diberi ETC, kadang-kadang gejala menjadi lebih berat.
Terapi psikososialTerapi perilakuRencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan pada kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yanga dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapakan. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau mernyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat dan postur tubuh yang aneh dapat diturunkan.Latihan keterampilan perilaku melibatkan penggunaan kaset video orang lain dan pasien, permainan simulasi dalam terapi dan pekerjaan rumah tentang keterampilan.Terapi berorientasi keluargaPerilaku setelah periode pemulangan, topik penting yang dibahas adalah proses pemulihan. Pusat terapi harus pada situasi untuk mengidentifikasi dan menghindari situasi yang memungkinkan menimbulkan kesulitan. Terapi selanjutnya dapat diarahkan kepada berbagai macam penerapan strategi menurunkan stress dan mengatasi masalah dan pelibatan kembali pasien ke dalam aktivitas.Terapi kelompokTerapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Terapi ini juga efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan dan meningkatkan tes realitas bagi pasien dengan skizofrenia.
Terapi psikomotorTerapi psikomotorik ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan gerakan tubuh sebagai salah satu cara untuk melakukan analisa berbagai gejala yang mendasari suatu bentuk gangguan jiwa dan sekaligus sebagai terapi. Analisa yang diperoleh dapat dipakai sebagai bahan diskusi dinamika dari perilaku serta responnya dalam perubahan perilaku dengan tujuan mendapatkan perilaku yang paling sesuai dengan dirinya.Terapi rekreasiTerapi reakreasi ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan media reakresi (bermain, berolahraga, berdarmawisata, menonton TV, dan sebagainnya) dengan tujuan mengurangi keterganguan emosional dan memperbaiki prilaku melalui diskusi tentang kegiatan reakresi yang telah dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang dan yang buruk dihilangkan.Art terapiArt terapi ialah suatu bentuk yang menggunakan media seni ( tari, lukisan, musik,pahat, dan lain-lain) untuk mengekspresikan ketegangan-ketegangan pskis, keinginan yang terhalang sehingga mendapatkan berbagai bentuk hasil seni dan menyalurkan dorongan-dorongan yang terpendam dalam jiwa seseorang. Hasil seni yang dibuat selain dapat dinikmati orang lain dan dirinya juga akan meningkatkan harga diri seseorang.Perawat jiwa yang selalu dekat dengan pasien diharapkan dapat memberikan berbagai kegiatan yang terarah dan berguna bagi pasien dalam berbagai terapi tersebut.
RehabilitasiPengertian rehabilitasi adalah :a.Suatu proses yang kompleks, meliputi berbagai disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial, educational dan vaksional yang terpadu untuk mempersiapkan , meningkatkan/mempertahankan dan membina seseorang agar dapat mencapai kembali taraf kemampuan fungsional setinggi mungkin.b.Suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi penderita cacat agar mampu melaksankan fungsi sosilanya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Dalam proses kegiatan pelayanan rehabilitasi pasien mental ada 2 usaha pokok yaitu persiapan , penyaluran/penempatan dan pengawasan.Kegiatan persiapanKegiatan persiapan meliputi : seleksi/work assessment, okupasiterapi prevocational training (latihan kerja) seleksi/work asessment yang bertyjuan untuk memilih dan memberikan pengarahan dalam berbagai kegiatan yang cocok dengan kondisi pasien baik fisiknya, kecerdasannya, bakatnya, sifat-sifat keperibadiannya serta minatnya sehingga kegiatan tersebut dapat mengurangi gejala dan memperbaiki perilakunya. Okupasiterapi bertujuahn untuk memberikan berbagai kergiatan yang cocok sesuai dengan hasil seleksi. Latihan kerja (prevocational training) berusaha memberikan keterampilan kerja yang dapat dipakai sebagai bekal untuk hidup mandiri dan berguna.Kegiatan penempatan/penyaluranKegiatan penempatan/penyaluran adalah usaha untuk mengembalikan pasien ke keluarga/masyarakat dengan memperbaiki hubungan yang retak antara pasien dan keluarga sehingga keluarga bersedia menerima kembali ataupun mencari pengganti dan menyalurkan ke instansi lain.Kegiatan pengawasanKegiatan pengawasan adalah usaha tindak lanjut terhadap pasien yang telah dipulangkan dengan melakukan kunjungan rumah (home visit) atau menyelenggarakan bengkel kerja terlindung (sheltered workshop) di rumah sakit jiwa.
Peran perawat dalam pelayanan rehabilitasi pasien mental khususnya pasien skizofrenik, sangat penting, karena dalam kenyataan, pasien skizofrenik merupakan sebagian pasien kronis di dalam rumah sakit jiwa. Pasien kronis inilah yang merupakan sasaran pertama dalam upaya rehabilitasi agar mereka dapat dikembalikan ke masyarakat dan tidak mengisi sebagaian besar rumah sakit jiwa.Perawat merupakan petugas yang kerab melakukan pelayanan di rumah sakit jiwa, oleh karena itu informasi-informasi, pengalaman-pengalaman serta usaha-usaha yang dilakukan seseorang perawat terhadap pasien mental akan sangat berperan baik dalam persiapan, penyaluran/penempatan dan pengawasan rehabilitasi. Di samping itu peran perawat dalam kegiatan rehabilitasi masih dibutuhkan terutama dalam melibatkan keluarga atau masyarakat dalam pelaksanaan dan memperlancar upaya rehabilitasi. Pada saat seperti itulah perawat dapat memberikan pengarahan mengenai bagaimana keluarga dapat membantu agar pasien tidak menjadi kambuh kembali yaitu dengan tetap memberikan kegiatan yang berguna kepada pasien dan jangan malah disembunyikan. Bila di rumah sakit tersebut telah ada pelayanan pelayanan day care maka perawat perlu menyarankan agar pasien tersebut mengikuti kegiatan day care.

2 komentar:

Rama Sejati mengatakan...

Artikel yang bagus !

Barangkali artikel "terapi gangguan jiwa" berikut juga berguna bagi rekan rekan lainnya > Terapi gangguan jiwa ?

komarudin mengatakan...

Istri saya alhamdulillah telah sembuh dari skizofrenia, sudah hampir 3 tahun tidak lagi minum obat dokter dan obat herbal. Istri saya menjalani terapi dengan konsumsi herbal enbepe (dari tanaman pegagan) dan lechitin (sari kedelai)ditambah juga terapi akunpuntur 1xseminggu. Lebih kurang 2 bulan menjalani terapi tersebut istri saya sudah kembali normal dan tidak mengalami gejala2 skizofrenia lagi.
Untuk mendapatkan enbepe, coba searching di google...pt natural nusantara (produsen dua herbal tersebut). Jika kesulitan coba herbal dengan merk lain yang komposisinya dominan pegagan (centela asiatica) dan/atau lechitin kedelai.
komarudin (081380323526)

schizophrenia treatment

REFERENSI


Keliat, Budi Anna, dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Maslim, Rusdi. 1998. Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta
Stuart, Gail W.2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Isaac, A. Alih bahasa : Rahayunigsih, D. P. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Edisi 3. Jakarta. EGC

www.perawatjiwaunpad.blogspot.com