Pertimbangan umum
Pertimbangan yang pasti dari skizoprenia masih belum jelas. Konsensus umum saat ini adalah bahwa gangguan ini disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara berbagai faktor. Faktor-faktor yang telah dipelajari dan diimplikasikan meliputi predisposisi genetika, abnormalitas perkembangan saraf, abnormalitas struktur otak, ketidakseimbangan neurokimia, dan proses psikososial dan lingkungan.
Predisposisi genetika
meskipun genetika merupakan faktor risiko yang signifikan, belum ada penanda genetika tunggal yang diidentifikasi. Kemungkinan melibatkan berbagai gen.
penelitian telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18, dan 22. Risiko terjangkit skizoprenia bila gangguan ini ada dalam keluarga adalah sebagai berikut:
satu orang yang terkena: risiko 12% sampai 15%
kedua orang tua terkena penyakit ini: risiko 35% sampai 39%
saudara sekandung yang terkena: risiko 8% sampai 10%
kembar dizigotik yang terkena: risiko 15%
kembar monozigotik yang terkena: risiko 50%
Abnormalitas perkembangan saraf
penelitian menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang terjadi pada awal gestasi berperan dalam manifestasi akhir dari skizoprenia
faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan saraf dan diidentifikasi sebagai risiko yang terus bertamah meliputi:
individu yang ibunya terserang influenza pada trimester kedua
individu yang mengalami trauma atau cedera pada waktu dilahirkan
penganiayaan atau trauma di masa bayi atau masa kanak-kanak awal
Abnormalitas struktur otak
Pada beberapa subkelompok penderita skizoprenia, teknik pencitraan otak (CT, MRI, dan PET) telah menunjukkan adanya abnormalitas pada struktur otak yang meliputi:
pembesaran ventrikel
penurunan aliran darah ventrikel, terutama di korteks prefrontal
penurunan aktivitas metaolik di bagian-bagian otak tertentu
atrofi serebri
Ketidakseimbangan neurokimia (neurotransmiter)
dulu penelitian berfokus pada hipotesis dopamin, yang menyatakan bahwa aktivitas dopamin yang berleihan di bagian kortikal otak, berkaitan dengan gejala positif dari skizoprenia
penelitian terabaru menunjukkan pentingnya neurotransmiter lain termasuk serotonin, norepinefrin, glutamat, dan GABA.
Homeostasis, atau hubungan antarneurotransmiter, mungkin lebih penting dibanding jumlah relatif neurotransmiter tertentu
Tempat reseptor untuk neurotransmiter tertentu juga penting. Perubahan jumlah dan jenis reseptor dapat memengaruhi tingkat neurotransmiter. Oat psikotropik dapat memengaruhi tempat reseptor neurotransmiter dan juga neurotransmiter itu sendiri.
Proses psikososial dan lingkungan
teori perkembangan
teori keluarga
status sosial ekonomi
model kerentanan stres
1 komentar:
thaks min sangat membantu benget dalam saya ngerjain tugas kuliah ini.
saya mau izin sharing materi keperawatan, semoga bermanfaat bagi semuanya.
Aplikasi Android UKOM
perawat indonesia
materi Ukom perawat
soal dan pembahasan uji kompetensi perawat
farmakologi dan soal farmakologi
ukom
askep
askep 2
diagnosa nanda
Dan masih banyak lagi materi lainnya disana
Posting Komentar