Pernah ngetawain orang gila?
Pernah ngeledekin orang gila?
Pernah mukulin orang gila?
Atau…
Pernah berpikir bahwa orang gila adalah orang yang terkena kutukan?
Harus dijauhi?
Diasingkan?
Dan bahkan terpikir bahwa mereka sebaiknya tidak ada di dunia ini…
Jika iya,
Maka…
Andalah yang gila
Dan perlu diobati jiwanya!!!
Ekstreeeem?
Hmmm, aku pikir juga begitu.
Tapi itu dulu..
Sudah banyak penelitian yang mengemukakan bahwa pada orang-orang dengan psikosis (gangguan jiwa berat, termasuk didalamnya skizofrenia) mengalami kelainan di otak mereka yang berhubungan dengan fungsi bagian-bagian tertentu di otak. Cukup ribetlah kalo disini kita ngebahas patofisiologi nya (mempelajari proses terjadinya penyakit).
Jadi ketika mereka menunjukkan sikap dan tingkah laku yang abnormal, pada prinsipnya itu terjadi karena ada kesalahan bentuk pikir dalam menilai realita. Mereka berada dalam posisi yang sulit untuk membedakan antara realita dan yang bukan realita.
Memang faktor psikososial dan genetik juga ternyata berpengaruh di dalamnya. Namun segala sesuau yang terjadi dalam tubuh manusia bukanlah ilmu matematika yang mempunyai hitungan pasti. Banyak faktor yang berpengaruh secara simultan disana.
Nah, ada pertanyaan dari seorang psikiater:
“kalau kamu dicolek orang psikosis (gangguan jiwa berat), kamu marah tidak?”
Waktu itu para co-ass menjawab dengan jawaban yang hampir kompak: “marah tho ya…”.
“kalau kalian jawab begitu saat ujian, kalian langsung TIDAK LULUS!!!” kata beliau
Why?
Ada yang dinamakan tingkah laku impulsif pada orang psikosis. Dimana tingkah laku tersebut didasari oleh keinginan hawa nafsu tanpa rem. Ya, jadi mereka memang tidak bisa mengendalikan kehendak mereka sendiri. Itulah mengapa mereka bisa marah hebat, mengamuk, dan melakukan tindakan tidak senonoh…
Terus gimana dong ketika menghadapi mereka?
Ya, tetap waspada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar